Edit : Muhammad Ilham
Shamsiah Fakeh dilahirkan di Kampung Gemuruh, Kuala Pilah, Negeri Sembilan pada 1924, dari seorang ayah bernama Fakeh Sultan Sulaiman (tapi lebih dikenal dengan Fakeh Sutan saja), namun orang kampong menggelarinya dengan Fakeh Godang karena tubuhnya besar. Ibunya bernama Saamah Nonggok. Shamsiah Fakeh adalah keturunan Minangkabau, baik secara komunal karena sebahagian besar penduduk Kuala Pilah, Negeri Sembilan adalah keturunan Minangkabau, secara pribadi Shamsiah Fakeh adalah anak Fakeh Sutan seorang guru mengaji dan silat keturunan Minangkabau, yang hijrah ke Tanah Semenanjung awal 1900-an. Shamsiah mulai bersekolah Melayu pada 1931 di Sekolah Melayu Kampung Parit, Kuala Pilah, kemudian berpindah di Sekolah Melayu Bandar, juga di Kuala Pilah. Pada 1938, ketika Shamsiah berumur 13 tahun, dia dihantar oleh ayahnya belajar di Diniyyah Puteri Padang Panjang, yang dipimpin oleh Rahmah El-Yunusiyah. Adiknya Ramli juga ikut bersamanya untuk bersekolah di Padang Panjang, dan tinggal bersama Pak Eteknya Rahimin.
Bagaimana kesan Shamsiah Fakeh terhadap pendidikannya di Diniyyah Puteri Padang Panjang ini, dapat dibaca sebagai berikut : “Sekolah Agama Rahmah El-Yunusiyah ini merupakan sekolah yang terkenal di Sumatera ketika itu. Selain mengajar soal-soal agama Islam, sekolah ini juga mendidik dan menanamkan semangat nasionalisme di kalangan generasi mudaIndonesia . Aku belajar di sekolah agama itu selama dua tahun lebih sahaja. Pada 1940 bapaku telah membawa aku kembali ke Tanah Melayu. Sepanjang yang aku ingat bahawa sebab-sebab bapaku membawa aku pulang ialah keadaan dunia yang semakin bergolak, tanda-tanda Perang Dunia Kedua akan meletus” .
Nama heroik Shamsiah Fakeh tidak dapat dilepaskan dari PKMM dan Parti Komunis Malaya (PKM). Karena melalui organisasi politik inilah kiprah dan nama besar Shamsiah Fakeh populer dan melejit ke blantika politik Malaya (sekarangMalaysia ). Bahkan Muhammad Salleh Lamry dalam Prakata bukunya Gerakan Kiri Melayu Dalam Perjuangan Kemerdekaan, menyebutkan : “…Satu epiosod penting dalam sejarah Kampung Lubuk Kawah ialah kampong itu pernah menjadi tempat persembunyian empat orang tokoh penting Komunis Melayu, iaitu Musa Ahmad, Wahi Anuar, Shamsiah Fakeh dan Zainab Mahmud sebelum mereka masuk ke hutan untuk memimpin perjuangan bersenjata. Malah ketika berada di kampong itulah Wahi Anuar dan Shamsiah Fakeh mendirikan rumah tangganya …”.
Muhammad Salleh Lamry tidak salah menyebut empat tokoh tersebut sebagai “tokoh penting”, dan salah seorang diantara tokoh penting itu adalah Shamsiah Fakeh, seorang yang dilahirkan dari keturunan Minangkabau Negeri Sembilan dan yang pernah bersekolah di Diniyyah Puteri Padang Panjang. Makalah ini mencoba menguak bagaimana sepak terjang seorang srikandi Melayu asal Minangkabau yang pernah dididik di sekolah agama Diniyyah Puteri itu dapat menggegerkan politikMalaya melalui PKM. Kajian ini kita awali dengan menjelaskan tentang sejarah timbul dan perkembangan PKM, sebagai latar perjuangan seorang tokoh Shamsiah Fakeh.
Dari anggota dan aktifis PKM dari kalangan bangsa Melayu bekerjasama dengan aktifis KMM, kemudian ditubuhkan Parti Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM) di Ipoh, Perak tanggal 17 Oktober 1945. Karena PKMM didominasi oleh kalangan Melayu (baik dari unsur PKM atau KMM), maka orientasinya lebih banyak ke Indonesia, sehingga dari 8 tujuan utama PKMM, seluruhnya menunjukkan kecendrungan untuk menjadi bahagian dari Indonesia Raya. Dalam perkembangannya PKMM menubuhkan sayap pemuda bernama Angkatan Pemuda Insaf (API), memindahkan markas besarnya dari Ipoh (Perak) ke Kuala Lumpur, dan menerbitkan surat kabar Pelita Malaya dan mingguan Suluh Malaya, dan mendukung Kongres Melayu Se-Malaya yang kelak melahirkan UMNO. Terjadi dinamika dan perubahan ideologi dan kecendrungan dari beberapa Kongres PKMM. Kalau pada Kongres Pertama, kelompok komunis yang menguasai partai (Ketua Mokhtaruddin Lasso dan Sekretaris Jenderal Dahari Ali), maka pada Kongres kedua, kelompok nasionalis-agama yang mendominasi (Ketua DR. Burhanuddin al-Helmi dan Zulkifli Auni sebagai Sekretaris Jenderal), sedang pada Kongres Ketiga kelompok Nasionalis-sekuler yang berkuasa - Ketua Ishak haji Muhammad dan Ahmad Boestamam (Bersambung)
Bagaimana kesan Shamsiah Fakeh terhadap pendidikannya di Diniyyah Puteri Padang Panjang ini, dapat dibaca sebagai berikut : “Sekolah Agama Rahmah El-Yunusiyah ini merupakan sekolah yang terkenal di Sumatera ketika itu. Selain mengajar soal-soal agama Islam, sekolah ini juga mendidik dan menanamkan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda
Nama heroik Shamsiah Fakeh tidak dapat dilepaskan dari PKMM dan Parti Komunis Malaya (PKM). Karena melalui organisasi politik inilah kiprah dan nama besar Shamsiah Fakeh populer dan melejit ke blantika politik Malaya (sekarang
Muhammad Salleh Lamry tidak salah menyebut empat tokoh tersebut sebagai “tokoh penting”, dan salah seorang diantara tokoh penting itu adalah Shamsiah Fakeh, seorang yang dilahirkan dari keturunan Minangkabau Negeri Sembilan dan yang pernah bersekolah di Diniyyah Puteri Padang Panjang. Makalah ini mencoba menguak bagaimana sepak terjang seorang srikandi Melayu asal Minangkabau yang pernah dididik di sekolah agama Diniyyah Puteri itu dapat menggegerkan politik
Dari anggota dan aktifis PKM dari kalangan bangsa Melayu bekerjasama dengan aktifis KMM, kemudian ditubuhkan Parti Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM) di Ipoh, Perak tanggal 17 Oktober 1945. Karena PKMM didominasi oleh kalangan Melayu (baik dari unsur PKM atau KMM), maka orientasinya lebih banyak ke Indonesia, sehingga dari 8 tujuan utama PKMM, seluruhnya menunjukkan kecendrungan untuk menjadi bahagian dari Indonesia Raya. Dalam perkembangannya PKMM menubuhkan sayap pemuda bernama Angkatan Pemuda Insaf (API), memindahkan markas besarnya dari Ipoh (Perak) ke Kuala Lumpur, dan menerbitkan surat kabar Pelita Malaya dan mingguan Suluh Malaya, dan mendukung Kongres Melayu Se-Malaya yang kelak melahirkan UMNO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar