Rabu, 21 Juli 2010

Naskah Otobiografi Syekh Djalaluddin Faqih Saghir - Bagian Kedua

Oleh : Rusydi Ramli & Muhammad Ilham

Tuanku Nan Renceh Pulang ke Kamang

Maka telah lama sedikit antaranya, maka Tuanku nan Renceh kembali pulang ke nagarinya. Telah ia menegahkan orang mengambil tuak dan meminum dia. Telah ada pula seorang lagi Tuanku menanti, Malin gelarnya. Iapun suka lagi kuat lagi berani, sempurna pehaluan mendirikan pekerjaan itu. Ia bersama2 menegahkan orang meminum tuak, dan menyuruhkan orang sembahyang. Maka sebab itu terbitlah kelahi dan bantah, tetapi tidak dangan parang, hanya semata2 gaduh2 saja baharu. Maka dimasyhurkan oranglah seorang Tuanku nan Gapu´ dan seorang pula Tuanku nan Renceh, sebab kecil tubuhnya. Itu pun Tuanku nan Renceh mehimpunkan tempat mesjidnya dan membaiki tempat supaya nak berahi hati mendirikan agama, serta ia berkekalan menyuruhkan orang sembahyang jua adanya.

Madrasah Fakih Saghir Diserang


Saya, Fakih Saghir, pun seperti demikian pula. Adalah saya mendirikan jema`at berempat orang; seorang saya, dan bapa´ saya, seorang pula orang lainnya, serta saya punya syaudara, ialah nan dimasyhurkan orang* Tuanku di Kubu Sanang. Pada masa itu ia lai bernama Khatib Jobahar. Maka bersungguh2lah saya menyuruhkan orang sembahyang hingga sampai berdiri jema`at dua belas orang, dan menyuruhkan orang menunaikan zakat serta membahagikan kepada segala fakir dan miskin. Pada masa dahulu ada jua orang menunaikan zakat tetapi sedikit2; tidak dibahagikan antara segala fakir dan miskin, melainkan dihimpunkan saja supaya diambil faidah barang apa2 maksudnya, dan menyuruhkan orang maulud akan nabi salla l-lahu `alaihi wasallam* serta membaiki tertibnya, dan tertib orang memakaikan agama Islam.


Sebab banyak2 terbit hujat dan burhan daripada saya banyaklah asung fitnah dalam nagari, dan banyak* pulalah bantahan mereka itu. Maka jadilah saya dibuangkan orang, dan berapa2 kali disarangnya* saya punya mendrasah.* Dan karena sangat karas* bantahan mereka itu, sangatlah lahir benar pekerjaan agama, dan banyaklah orang memakaikan agama Islam. Dan masyhurlah pekerjaan itu kepada tiap2 nagari serta ia mengambil dalil akan hukumnya. Sungguhpun ada pekerjaan seperti demikian semuhanya Tuanku nan Tuho jua menjadi tiang sendi adanya.


Haji Miskin Pulang Dari Makkah


Maka sekira2 empat tahun lamanya mendirikan agama itu, digarakkan Allah datanglah Tuanku Haji Miskin di negeri Mekah Medinah. Kemudian sempurna hajinya, ia mendapat ke nagari Batu Tebal, sebab ada masa dahulu, sebalum ia pergi haji, adalah ia diam pada nagari itu, karena ia mengambil ilmu daripada saya punya bapa´ masa dahulunya. Maka daripada karena banyak mendengar khabar daripada hal pekerjaan orang Mekah Medinah, bertambah2lah berahi hati mendirikan agama Allah dan agama Rasullah, dan bersungguh2lah orang mendirikan sembahyang hingga sempurna jema`at empat puluh orang.
Maka telah lama sedikit antaranya, pulanglah Tuanku Haji Miskin ke nagari Pandai Sikat, dan bersungguh2 ia mendirikan agama serta ia berbaiki tempat adanya. Maka terlebih sangat pulalah masyhur pekerjaan Tuanku Haji Miskin, dan banyaklah orang mendirikan agama pada barang mana nagari adanya. Maka daripada mula2 pulang Tuanku Haji Miskin di negeri Mekah Medinah hingga orang ketumbuhan banyak habis, sembilan tahun kamariah lamanya.

Haji Miskin Pindah ke Luhak Lima Puluh, Tuanku Nan Tuo Dilarang Masuk Aia Tabik


Kemudian maka berpindahlah Tuanku Haji Miskin kepada Luhak Lima Puluh.Telah ia mengambil tempat di dalam mesjid Sungai Landai namanya dalam nagari Air Terbit jua adanya, serta ia bersungguh2 mendirikan agama Allah dan agama Rasullah. Maka lama sedikit antaranya, banyaklah asung fitnah dalam nagari itu, karena ia hendak meminasakan pekerjaan Tuanku Haji Miskin jua maksudnya. Maka sebab itu pun Tuanku nan Tuho berjalan menjalang Tuanku Haji Miskin akan menolong pekerjaannya itu, supaya nak karas agama Allah dan agama Rasullah, serta beberapa orang mengiringi, sekira2 empat puluh orang banyaknya. Maka tempo Tuanku nan Tuho datang hampir nagari Air Terbit itu, maka ditegahkan oranglah Tuanku masuk ke dalam nagari itu, karena sangatlah takutnya kepada Tuanku adanya. Dan adalah masa dahulu Tuanku nan Tuho me´alahkan nagari Taram namanya, sebab ada Tuanku2 dalam nagari Taram itu menyalahi ilmu Tuanku di Ulakan jua adanya.


Itulah sebab sangat takut orang Air Terbit dimasuki nagarinya. Itu pun Tuanku nan Tuho berkeliling ke nagari Mungo Handalas namanya. Maka berhimpunlah ke sana tiap2 nagari dalam Ranah Lima Puluh, serta Tuanku di Luhak pula adanya ialah menolong pekerjaan Tuanku nan Tuho, sebab ada ia mengambil ilmu masa dahulunya. Maka tetaplah Tuanku pada nagari itu sekira2 empat hari lamanya, dan banyaklah daya dan upaya menegahkan Tuanku masuk ke nagari Air Terbit itu jua.
Maka daripada menilik sangat sukar pekerjaan itu, terbitlah dalam fikir hati saya, Fakih Saghir, maka kata saya, "Wah Tuanku, ampunlah saya di bawah tapak kaki Tuanku. Fihak kepada pekerjaan kita ini sangatlah karasnya. Tidak sepatubnya* orang punya bicara seperti demikian, fikir hati saya. Sekarang seboleh2nya hendaklah Tuanku maafkan, biarlah saya punya bicara." Itu pun Tuanku memaafkan pula sekarang itu jua adanya. Maka kata saya, "Fakih Saghir memohonkan ampun", serta saya berdiri mendatangkan sembah seperti adat orang Melayu jua halnya, ya`ni, "Ampunlah saya kepada Penghulu2 dan Tuanku2, Imam dan Khatib, dan segala pilih* hulubalang dalam Luhak Ranah Lima Puluh ini semuhanya. Adapun Tuanku datang sekarang ke nagari ini bukan berbuat hiru hara kejahatan,* melainkan menyuruhkan kamu berbuat baik dan menagahkan* kamu berbuat jahat, dan beperdamaikan kamu daripada kelahi dan bantah, dan menyusun mufakat kamu orang Lima Puluh supaya nak sanang mereka itu semuhanya. Itulah halnya. Maka bagaimanalah* bicara kamu. Tidak sepatubnya pekerjaan kamu seperti ini rupanya. Adakah tidak tahu kamu akan bahwa sungguhnya Syekh kita ini aulia Allah Sultan Alam namanya? Dan tidak pulakah tahu kamu akan besar keramatnya dan bekas kerajaannya?"

Maka tidak suatu jua jawab daripada mereka itu semuhanya, melainkan semata2 gaduh2 daripada sangat takut dan gemetar* tulang, sebab nagari akan binasa saja hal adanya.
Hanya kata berkata sama sendirinya, yaitu kata mereka itu, "Sekarang kini jua sebab perkataan Fakih Saghir ini, hampirlah binasa nagari kita ini semuhanya, seperti nagari Taram masa dahulunya pula halnya." Itulah sebabnya saya dinamai orang Fakih Saghir pula adanya. Sekarang itu pun Tuanku berdiri* hendak berjalan ke nagari Air Terbit. Sekalian mereka itu pun berganding2 di kiri* dan di kanan serta hiru2 hati mereka itu semuhanya. Setelah disampaikan Allah Tuanku hampir nagari Air Terbit itu pun, keluarlah orang nagari Air Terbit itu semuhanya, serta ia membawa alat persembahan; dalamnya itu beberapa hadiah dan sedekah. Setelah sampai* mereka itu* di hadapan Tuanku sekalian, mereka itu pun sujud semuhanya, ialah menyusun jari nan sepuluh, menjujung* tapak kaki Tuanku, serta ia memohonkan ampun.

Maka kata seorang yang arif bijaksana, "Wah Tuanku, ampunlah kami di bawah tapak kaki duli hadirat Tuanku. Segala salah beribu kali ampun, segala* kafir beribu kali* tobat. Tuanku jua mempunyai maaf. Apa2 Tuanku punya hukum, kami pun suka menurut. Tidak kami mendalih mendarita lagi. Dan jikalau mengucap kalimat yang dua patah dan memakaikan syariat Islam sekalipun, telah kami sukakan jua semuhanya." Sekarang itu pun Tuanku telah memaafkan serta ia meminta´kan doa kepada Allah dan kepada Rasullah, itulah halnya. Ketika itu jua Tuanku pun diangkat orang persilaan lalu berdiri hendak berjalan, serta mereka itu semuhanya lagi bersuka2 serta bersanang fihak perjalanannya. Maka setelah sampai Tuanku serta mereka itu masuk ke dalam nagari Air Terbit dan tidak melihat mereka itu apa2 pekerjaan hiru hara kejahatan, suka2lah hati mereka itu semuhanya dan kata berkata sama sendiri mereka itu, yaitu, "Sebaik2nyalah kita membayar pula dan nazar meminta´ doa selamat kepada Tuhan subhanahu wata`ala, serta kita menerimakan apa2 Tuanku punya hukum adanya."


Maka sebab itu mufakatlah segala penghulu2 dalam nagari itu sekira2 sepuluh hari lamanya, ialah hendak memotong kerbau serta* ia mehasilkan alat jambar hidangan, dan mehasilkan hadiah dan nafakah akan halas* tobat, dan mehiasi tempat dan mesjid, labuh dan tepian, dan tempat permedanan pula adanya. Maka setelah sudah mufakat mereka itu dan lah* hasil pekerjaan mereka itu, maka mereka itu memotong kerbau sembilan ekor banyaknya, serta mereka itu mehimpunkan orang Ranah Lima Puluh barang sekira2 patubnya.*
Pada hari itu jua mereka itu minum dan makan serta mereka itu mehantarkan hadiah dan nafkah akan halas tobat, ialah Tuanku me´ajarkan kalimat yang dua patah. Sekalian mereka itu pun mengucap semuhanya, yaitu kalimat asyhadu an la ilaha illa 'Llah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulu'Llah jua adanya.

Maka setelah sempurna minum makan mereka itu, dan mengucap kalimat yang dua patah serta mentasdikkan dia, lagi suka pula mereka itu menyempurnakan sekalian rukun Islam yang lima itu semuhanya, ketika itu jua mesyuaratlah seorang yang cerdik cendakia* yang lebih canai bilang pandai, ialah Tuan Khatib Betuah, orang Limbukan yang dimasyhurkan orang pada masa itu Engku Besar adanya, ya`ni kesudah2an mesyhuwarat* yang dipersembahkannya itu. "Adapun penghulu nan belima orang serta orang nan lima suku dalam nagari Air Terbit ini dan serta orang nan lima buah nagari yang ada dalam pelintah* penghulu nan belima itu, sekarang kini ialah kami* ‘hitam nan tidak bekuran lai, putih nan tidak behata´* lai’, putih, putih, putih, seputih2nya." Itulah asalnya dapat nama hitam dan putih; tetapi tidak dihadapkan kepada siapa2 yang hitam dan siapa2 yang putih, hanya semata2 me`ibaratkan daripada fihak sangat bersungguh2 menurut hukum Tuanku saja hanya. Kemudian daripada sempurna pekerjaan seperti demikian itu, pulanglah Tuanku nan Tuho ke nagari Empat Angkat. Daripada hal keadaannya duduk bersanang2 tetapi pada masa yang sedikit hal adanya.


::: Transliterasi naskah 71 halaman lagi, lebih lanjut lihat
Rusydi Ramli, Gerakan Paderi Versi Pelaku : Bedah Naskah Syekh Jalaluddin Faqih Saghir, Padang: IAIN Press, 2001 atau hubungi ilhamfadli@hotmail.com dan rusydiramli52@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar