Ditulis ulang : Muhammad Ilham
Seperti halnya ulama-ulama Tua lainnya, mereka mempunyai hubungan intelektual yang erat sesama mereka. Hal itu terbentuk setelah terjadinya hubungan guru-murid yang intens sebagai sebuah koneksi intelektual, seperti halnya silsilah dalam sebuah tarikat. Begitupun ulama-ulama Tua di Luak nan Bungsu. Hampir semua ulama-ulama periode awal belajar di Mekah, dalam artian mereka mempunyai jaringan intelektual di Hejaz, yang menjadi pusat ilmu agama islam sampai pertengahan abad ke-20. sehingga diantara mereka terbentuk hubungan keilmuan yang kokoh dan menjadi faktor kuatnya kaum tua di daerah ini. Koneksi Ulama Luak nan Bungsu dengan Ulama-ulama lokal lainnya membuat eksistensi mereka dalam mempertahankan serta mewariskan faham tua semakin kuat dan kokoh.
Diantara ulama-ulama Luak Lima Puluh yang terkenal ialah : Syekh Abdurrahman Batu Hampar (kakek Moh. Hatta, Poklamator RI), masyhur dengan lembaga suraunya yang besar di batu Hampar. Keilmuannya tetap terwarisi oleh anak cucunya yang juga menjadi Ulama besar di zamannya, seperti Syekh Arifin Batu Hampar, Syekh Arsyad dan Syekh Dhamrah Arsyadi. Maulana Syekh Abu Bakar Tabiang Pulai (wafat 1889), guru dari ulama-ulama besar Minangkabau. Syekh Muhammad Shaleh Padang Kandih (wafat ?), terkenal alim dalam bidang Syari’at dan dalam pada bidang Hakikat, mempunyai murid yang sangat banyak. Masyhur namanya pada tiga luhak. Syekh Abu Bakar “Datuak Gaek” Taeh Bukik (wafat ?), ulama Tarekat Naqsyabandiyah. Terkenal Keramat. Menuntut ilmu di Mekah selama 36 tahun. Syekh Muhammad Sa’ad bin Tanta’ Mungka, koto Tuo (wafat 1923). Diakui kealimannya pada musyawarah ulama-ulama besar Sumatera. Guru dari ulama-ulama besar Minang kabau. Syekh Abdullah Beliau Halaban (wafat 1926). Terkenal keramat, memiliki surau Besar di Halaban. Beliau merupakan guru dari Syekh Sulaiman ar-Rasuli Candung.
Maulana Syekh Muda Abdul Qadim Belubus (wafat ?), mempunyai kedalaman ilmu dalam bidang Tarekat dan Hakikat. Guru besar Tarekat Naqsyabandiyah dan Samaniyah di Luak nan Bungsu. Mempunyai khalifah-khalifah yang banyak. Syekh Abdul Wahid as-Shahili Beliau Tabek Gadang (wafat 1950), anak Syekh Muhammad Shaleh Padang Kandih. Ulama besar PERTI, mempunyai pesantren besar di Tabek Gadang. Syekh Tuanku Mudo Alwi (wafat 1940), ulama besar PERTI dan mempunyai pesantren MTI Pakan Sinayan Koto nan IV Payakumbuh.
(c) Apria Putra (Jurnal Tsaqafy Edisi 01 FIBA IAIN Padang)
Seperti halnya ulama-ulama Tua lainnya, mereka mempunyai hubungan intelektual yang erat sesama mereka. Hal itu terbentuk setelah terjadinya hubungan guru-murid yang intens sebagai sebuah koneksi intelektual, seperti halnya silsilah dalam sebuah tarikat. Begitupun ulama-ulama Tua di Luak nan Bungsu. Hampir semua ulama-ulama periode awal belajar di Mekah, dalam artian mereka mempunyai jaringan intelektual di Hejaz, yang menjadi pusat ilmu agama islam sampai pertengahan abad ke-20. sehingga diantara mereka terbentuk hubungan keilmuan yang kokoh dan menjadi faktor kuatnya kaum tua di daerah ini. Koneksi Ulama Luak nan Bungsu dengan Ulama-ulama lokal lainnya membuat eksistensi mereka dalam mempertahankan serta mewariskan faham tua semakin kuat dan kokoh.
Diantara ulama-ulama Luak Lima Puluh yang terkenal ialah : Syekh Abdurrahman Batu Hampar (kakek Moh. Hatta, Poklamator RI), masyhur dengan lembaga suraunya yang besar di batu Hampar. Keilmuannya tetap terwarisi oleh anak cucunya yang juga menjadi Ulama besar di zamannya, seperti Syekh Arifin Batu Hampar, Syekh Arsyad dan Syekh Dhamrah Arsyadi. Maulana Syekh Abu Bakar Tabiang Pulai (wafat 1889), guru dari ulama-ulama besar Minangkabau. Syekh Muhammad Shaleh Padang Kandih (wafat ?), terkenal alim dalam bidang Syari’at dan dalam pada bidang Hakikat, mempunyai murid yang sangat banyak. Masyhur namanya pada tiga luhak. Syekh Abu Bakar “Datuak Gaek” Taeh Bukik (wafat ?), ulama Tarekat Naqsyabandiyah. Terkenal Keramat. Menuntut ilmu di Mekah selama 36 tahun. Syekh Muhammad Sa’ad bin Tanta’ Mungka, koto Tuo (wafat 1923). Diakui kealimannya pada musyawarah ulama-ulama besar Sumatera. Guru dari ulama-ulama besar Minang kabau. Syekh Abdullah Beliau Halaban (wafat 1926). Terkenal keramat, memiliki surau Besar di Halaban. Beliau merupakan guru dari Syekh Sulaiman ar-Rasuli Candung.
Maulana Syekh Muda Abdul Qadim Belubus (wafat ?), mempunyai kedalaman ilmu dalam bidang Tarekat dan Hakikat. Guru besar Tarekat Naqsyabandiyah dan Samaniyah di Luak nan Bungsu. Mempunyai khalifah-khalifah yang banyak. Syekh Abdul Wahid as-Shahili Beliau Tabek Gadang (wafat 1950), anak Syekh Muhammad Shaleh Padang Kandih. Ulama besar PERTI, mempunyai pesantren besar di Tabek Gadang. Syekh Tuanku Mudo Alwi (wafat 1940), ulama besar PERTI dan mempunyai pesantren MTI Pakan Sinayan Koto nan IV Payakumbuh.
(c) Apria Putra (Jurnal Tsaqafy Edisi 01 FIBA IAIN Padang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar